Cheung!

Unlocking the Arsenal: Explore Military Technology

Yuk Simak 6 Cara Budidaya Belut Agar Panen Lebih Untung

Belut merupakan binatang air yang bisa digolongkan dalam kelompok ikan. Berbeda dengan kaumnya belut cenderung hidup di lumpur, dengan sedikit air. Binatang ini mempunyai dua sistem pernafasan, yang membuatnya bisa bertahan di kondisi tersebut. Cara budidaya belut banyak dikembangkan, karena potensi pasarnya cukup menjanjikan. Terdapat dua segmen penting dalam budidaya, yaitu pembibitan dan pembesaran. Simak ulasannya disini.

Table of Contents

Masa Depan Budidaya Belut yang Menjanjikan

  1. Mempersiapkan Kolam Belut

Tempat hidup sangat mempengaruhi perkembangan kualitas belut. Hal pertama yang harus dilakukan memahami habitat aslinya, baru setelahnya menyiapkan saran budidaya. Perlu diketahui bahwa belut menyukai tempat, dengan sedikit air dan berlumpur. Ada beberapa saran tempat yang dapat anda gunakan. Mulai dari kolam terpal, kolam drum, kolam tembok atau bak fiber. Tergantung dari berapa besar modal awal yang anda miliki.

Untuk kolam terpal pembuatannya cukup sederhana, dibuat mengerucut ke tengah. Kolam terpal cenderung memudahkan pembersihan air, ketika sudah kotor dan lendir belut menumpuk. Idealnya dalam satu kolam diisi dengan 50-100 ekor per meter, sehingga panjang terpal dapat disesuaikan dengan jumlah belut. Pembuatan kolam terpal ini termasuk low budget, jadi anda tidak perlu khawatir modal habis diawal berbisnis.

Kolam semen mempunyai umur ekonomi yang relatif lebih lama, dan lebih kokoh. Tembok yang dibuat harus memiliki tinggi 1-1,25 meter, dan dipasang pipa besar sebagai lubang pengeluaran. Supaya cara budidaya belut berhasil sebaiknya kolam terlebih dahulu dikeringkan, selama beberapa minggu. Untuk menghilangkan bau semen rendam air kolam, menggunakan pelepah pisang atau serabut kelapa. Selain itu kolam tembok lebih disarankan untuk digunakan peternak belut.

  1. Pilih Bibit Belut Berkualitas

Ada dua cara untuk mendapatkan bibit belut, yaitu dari hasil tangkapan dan hasil budidaya. Kedua metode tersebut jelas memberikan anda pilihan, untuk menilai keunggulannya dan memilih bibit yang baik. Bibit belut dari hasil tangkapan memiliki ukuran yang tidak seragam, serta kemungkinan besar mempunyai trauma akibat penangkapan. Namun jika sudah diolah rasanya lebih gurih, dan cenderung diminati oleh masyarakat. Selain itu bibit hasil tangkapan bernilai jual tinggi, sehingga omset yang didapatkan bisa melonjak drastis.

Sementara itu bibit hasil budidaya memiliki daya tumbuh, yang cepat dan seragam. Didapat dari hasil pemijahan alami antara indukan jantan, dan indukan betina. Indukan yang berkualitas akan menghasilkan ukuran bibit yang sama, tingkat kontinuitasnya terjamin. Kriteria bibit yang baik harusnya mempunyai ukuran sama, agar mudah pemeliharaannya. Bibit pun harus bebas dari penyakit, tidak cacat, tidak luka dan tidak loyo.

  1. Siapkan Media Tumbuh

Cara budidaya belut yang tepat ialah membuat media yang serupa, seperti habitat tempatnya tinggal. Media tumbuh tersebut dapat dibuat dari campuran lumpur sawah, kompos, humas, dan pupuk kandang. Sebagai pelengkapnya anda bisa menambahkan dedak, pelepah pisang, jerami padi dan sekam padi. Untuk medianya anda memerlukan tanaman air dan mikroba dekomposer.

Pertama letakkan jemari padi yang telah disiangi di dasar kolam, dan memiliki ketebalan kurang lebih 20 cm. Diatas lapisan jerami padi anda letakkan pelepah pisah, yang telah dirajang. Campurkan kompos, pupuk kandang serta humus setebal 20-25 cm. Lapisan tersebut disiram dengan mikroba dekomposer, misalnya dengan larutan EM4. Timbun dengan lumpur sawah dan biarkan 1-2 minggu. Genangi air bersih 5 cm dari permukaan, sehingga kira-kira tebal media tumbuh 60 cm.

  1. Penebaran Bibit Belut

Cara budidaya belut yang tepat, ialah menebar bibit dengan panjang 10-12 cm untuk per meter kolam. Setiap meternya diisi dengan jumlah bibit kisaran 50-100 ekor, sehingga terlihat cukup padat. Lakukan penebaran waktu pagi atau sore hari, untuk menjaga bibit yang ditebar tidak stres. Khusus bibit hasil tangkapan harus dikarantina dulu, selama 1-2 hari dengan air bersih yang mengalir.

Aturlah sirkulasi air sebaik mungkin agar tidak terlalu deras. Untuk menghasilkan postur belut yang seimbang, maka anda juga perlu mengatur kedalaman air. Jika air terlalu dalam akan membuat belut banyak bergerak, untuk mengambil oksigen di permukaan air. Alhasil ukuran belut terlalu kurus, dan jarang laku di pasaran. Hal tersebut dapat mempengaruhi harga jual, tentunya profit juga akan berkurang.

  1. Pemberian Pakan Belut

Belut mempunyai sifat rakus dan kanibal, kesalahan dalam memberi pakan akan berakhir saling memangsa. Oleh karena itu takaran pakan harus disesuaikan dengan populasi per kolam, serta bobot tubuhnya. Dalam cara budidaya belut umumnya membutuhkan pakan 5-20 persen dari bobotnya. Atur juga jadwal pemberian makan jangan sampai terlambat, mereka akan memangsa sekawannya dan bibit-bibit kecil.

Untuk populasi belut per meter kolam memerlukan bobot pakan 10 kg, dibagi-bagi berdasarkan range umur belut. Khusus umur 0-10 bulan beri pakan 0,5 kg, sedangkan umur 1-2 bulan sekitar 1 kg setiap hari. Sementara itu belut berumur 2-3 bulan sebesar 1,5 kg, dan umur 3-4 bulan kisaran 2 kg. Pakan disesuaikan dengan kebutuhan belut, bisa menggukanakan pakan mati atau pakan hidup.

Berilah pola menu pakan berbeda setiap harinya, agar belut tidak bosan dan berkembang dengan baik. Untuk belut kecil anda dapat memberi pakan hidup berupa cacing, kecebong, larva ikan, dan serangga kecil. Khusus belut dewasa berikan ikan, serangga, bekicot, keong atau belatung. Pemberian pakan tersebut dapat anda lakukan minimal 3 hari sekali, waktu pemberian saat sore ataupun malam hari.

  1. Pemanenan Belut

Dalam cara budidaya belut mempunya dua metode untuk memanen belut, yaitu panen total dan panen sebagian. Pemanenan total berarti menghasilkan belut, dengan ukuran yang seragam. Sedangkan panen sebagian yaitu memisahkan belut kecil dan belut dewasa, yang kemudian dipelihara kembali. Tidak ada ketentuan khusus terkait ukuran belut, umumnyaa usia 3-6 bulan dan siap dijual ke pasaran.

Tidak sedikit yang tahu potensi budidaya belut, hanya saja orang masih ragu-ragu terkait bagaiaman cara pemeliharaannya. Sebenarnya untuk memulai ternak belut tidak memerlukan modal tinggi. Tergantung anda jeli dalam memilih bibit indukan, disertai dengan pengusaan teknik yang matang. Perhatikan jenis pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan varietas unggul. Baik pakan mati ataupun pakan hidup, keduanya seimbang.

Scroll to top