Cheung!

Unlocking the Arsenal: Explore Military Technology

5 Dampak Perceraian Bagi Anak Balita

Perceraian tidak memandang status sosial seseorang. Baik kalangan atas maupun bawah, bisa mengalami kasus pemutusan ikatan perkawinan. Penyebabnya bermacam-macam. Misalnya, disebabkan oleh perselingkuhan, masalah ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, buruknya komunikasi, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, masalah ini perlu dibantu oleh Cumming Divorce Attorney.

Table of Contents

Anak Menjadi Korban Perceraian Orang Tua

Perceraian tidak hanya berdampak pada pihak istri maupun suami. Anak-anak adalah korban utama akibat perceraian orang tuanya. Mereka yang tidak tahu apa-apa harus menanggung rasa sedih yang diakibatkan oleh orangtuanya sendiri. Bahkan tidak sedikit yang merasa trauma akibat dari keegoisan ini.

Anak- anak yang sudah beranjak dewasa mungkin bisa lebih memahami keputusan yang dilakukan oleh orangtuanya. Namun, lain halnya dengan anak usia balita yang masih polos dan tidak mengerti apa. Saat orang tuanya berpisah, ia akan merasa kebingungan mengapa orang tuanya tidak tinggal satu atap lagi.

Dampak Serius Perceraian Pada Balita

Dampak perceraian bagi anak balita tentu harus ditanggapi secara serius. Faktanya, perceraian bisa mempengaruhi psikologis anak, sehingga dampaknya  bisa bertahan sampai ia dewasa nanti. Suatu hari, anak bisa merasa tidak percaya dengan kesetiaan, sehingga ia bisa saja memutuskan untuk tidak pernah menikah.

Dampak negatif perceraian bagi anak harus bisa diatasi sebaik mungkin. Oleh karena itu, kenali dampaknya terlebih dahulu dengan menyimak ulasan berikut ini.

  1. Anak Akan Merasa Kebingungan

Hal pertama yang akan dirasakan oleh anak adalah kebingungan yang luar biasa. Setiap harinya, ia menghabiskan waktu bersama orang tuanya, baik itu bermain, belajar, tidur, jalan-jalan, dan lain sebagainya. Namun, suasana tiba-tiba berubah drastis, dimana ia hanya akan menghabiskan waktu dengan ayah atau ibunya saja.

Ini tentu saja menjadi tanda tanya besar bagi si anak. Ia akan mengeluarkan sejumlah asumsi apakah orang tuanya memang sengaja tidak tinggal bersama, atau salah satunya yang sudah tidak menyayanginya. Kejadian seperti ini tentu saja akan sangat menyedihkan.

  1. Menimbulkan Masalah Psikologis

Masalah lain yang ditimbulkan oleh perceraian adalah adanya masalah psikologis pada anak. Anak akan mengalami perubahan prilaku seiring berjalannya waktu. Emosinya menjadi tidak stabil dan menjadi lebih sensitif. Ia akan mudah marah terhadap sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.

Selain itu, anak juga bisa mengalami kecemasan berlebih. Efeknya adalah anak menjadi takut dalam menghadapi berbagai masalah. Ia akan lebih sering menangis karena perasaanya yang tidak menentu.Oleh karena itu, pikirkanlah perasaan anak saat akan memutuskan untuk berpisah.

  1. Mengalami Kesedihan

Anak-anak dikenal sebagai makhluk yang periang. Namun, saat dihadapkan dengan masalah perceraian, jangan berhatap ia akan ceria seperti dulu. Anak akaln lebih sering murung dan sedih setiap kali bertanya mengenai ayah dan ibunya. Apapun jawabannya, ia akan tetap merasa bingung karena mengalami situasi yang tidak biasa.

Saat anak merasa sedih, sebaiknya hibur ia sebisa mungkin. Jelaskan p apa yang sebenarnya terjadi dengan bahasa yang mudah dimengerti. Jika ia masih saja tidak paham, katakan saja bahwa ayah dan ibunya baik-baik saja.

  1. Menjadi Mudah Tersinggung dan Marah

Emosi yang tidak stabil juga menjadi salah satu dampak perceraian bagi anak balita. Lambat laun, anak akan merasa tidak disayangi, sehingga ia akan berontak dan marah. Ia tentu saja menginginkan keluarga yang utuh seperti dulu, di mana ayah dan ibunya biasa membacakan dongeg sebelum tidur, berjalan-jalan ke tempat yang seru, dan masih bayak lagi kenangan lainnya.

Jika emosi anak  masih tidak stabil, cobalah untuk berbicara padanya secara pelan-pelan. Jika perlu, ajaklah ia ke tempat-tempat favoritnya agar suasana hatinya menjadi lebih baik. Suatu saat nanti, anak akan mengerti mengapa orang tuanya mengambil keputusan untuk berpisah.

  1. Menjadi Sulit Tidur

Anak balita yang mejadi korban perceraian orang tuanya akan lebih sulit tidur. Biasanya, ia ditemani ayah dan ibunya menjelang tidur sambil dibacakan sebuah cerita. Namun, kondisi yang tidak biasa membuatnya gelisah sampai tidak bisa tidur. Ia masih bertanya-tanya mengapa ayah atau ibunya tidak lagi bersama, bahkan untuk membacakan dongeng sekalipun.

Kecemasan yang dialami anak harus betul-betul Anda pahami. Kondisi trauma ini tidak bisa pulih dalam waktu yang singkat, sehingga Anda harus bersabar dalam mendampinginya. Jika perlu, bawa ke psikolog agar bisa ditangani dengan tepat.

Itulah beberapa dampak perceraian bagi anak balita. Oleh karena itu, pikirkan matang-matang sebelum memutuskan untuk berpisah dengan pasangan dengan bantuan Cumming Divorce Attorney. Dengan bantuan pengacara, masalah Anda dan pasangan bisa lebih mudah diselesaikan. Dengan demikian, keutuhan rumah tangga masih bisa diselamatkan.

Scroll to top