Asal Muasal dan Kandungan dari Surah Al-Humazah

Surah ini merupakan surah yang ke 104 dan terdiri dari 9 ayat. Surah ini terdapat pada juz ke 30 atau Juz ‘Amma. Kemudian surah ini juga temasuk dalam golongan surah Makkiyah yang dikarenakan turun di kota Mekkah.

Surah tersebut berisikan tentang ancaman dari Allah SWT terhadap orang yang suka mencela sesama, suka mengumpat, dan suka mengumpulkan harta namun tida dinafkahkan ke Jalan Allah.

Ibnu Abi Hatim pernah meriwayatkan dari Utsman dan Ibu Umar. Keduanya berkata bahwa saat mendengar ayat 1 pada surah ini ternyata turunya berkaitkan dengan Ubay bin Khalaf.

Kemudian diriwayatkan Ibnu Munzdir dari Ibnu Ishak, ia berkata bahwa Umayyah bin Khalaf selalu mengumpat dan mengejek ketika bertemu Rasulullah SAW. Setelah itu, Allah menurunkan Surah Al-Humazah secara keseluruhan.

Asbabun Nuzul

Imam Muqatil mengatakan bahwa surah ini turun dikarenakan peristiwa Walid bin Mughirah. Ketika tidak berada di hadapan Nabi Muhammad SAW, dia selalu mencela dan menggunjing Beliau.

Namun sejumlah pendapat lain meenyebut bahwa surah tersebut turun dikarenakan Jamil bin Mu’ammar, Akhnas bin Syariq, serta ash bin Wail. Sehingga masih banyak di lagi orang-orang yang menggunjing dan mencela Rasulullah selain Walid bin Mughirah.

Meski demikian, secara umum surah ini menjelaskan kepada semua orang yang mempunyai sifat mencela. Kemudian juga dengan orang yang suka menumpuk harta.

Kemudian pada tafsir Al-Munir Syaikh Wahbah Az-Zuhaili menyebutkan apabila humazah memiliki arti menggunjing dan mencela kehormatan manusia. Selain itu ada lumazah yang memiliki arti menghina dengan menggunakan isyarat, alis, mata, dan tangan.

Sedangkan dengan intisari pada surah ini  adalah ancaman Allah kepada semua orang yang sering mencela orang lain. Selain itu, termasuk juga orang yang suka mengumpulkan harta dan suka mengumpat.

Ancaman tersebut juga terhadap orang yang sama sekali tidak pernah menginfakkan hartanya pada orang-orang yang tengah membutuhkannya. Seperti fakir miskin, anak yatim, dan lain sebagainya.

Terjemah dan Isi Kandungannya

إِنَّهَا .الْأَفْئِدَةِ عَلَى تَطَّلِعُ الَّتِي .الْمُوقَدَةُ نَارُ .الْحُطَمَةُ مَا أَدْرَاكَ وَمَا .الْحُطَمَةِ فِي لَيُنْبَذَنَّ كَلَّا .أَخْلَدَهُ مَالَهُ أَنَّ يَحْسَبُ .وَعَدَّدَهُ مَالًا جَمَعَ الَّذِي .لُمَزَةٍ هُمَزَةٍ لِكُلِّ وَيْلٌ

مُمَدَّدَةٍ عَمَدٍ فِي .مُؤْصَدَةٌ عَلَيْهِمْ

(Wailul likulli humazatil lumazah. Alladzii jama’a maalaaw wa’addadah. Yahsabu anna maalahuu akhladah. Kallaa layumbadzanna fil huthomah. Wamaa adrooka mal huthomah. Naarulloohil muuqodah. Allatii taththoli’u ‘alal af’idah. Innahaa ‘alaihim mu’shodah. Fii ‘amadim mumaddadah)

Artinya:
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang”. (QS. Al Humazah: 1-9).

Kandungan dari Surah Al-Humazah

Terdapat sejumlah kandungan dalam surah tersebut yang disari dari beberapa tafsir. Mulai dari Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka. Berikut isi kandungannya :

  1. Surah tersebut memiliki ancaman kepada orang-orang yang suka mengumpat dan mencela. Bagi mereka yang melakukan hal tersebut, maka dipastikan akan celaka.
  2. Kemudian bagi pengumpat dan pencela memiliki kecelakaan tersendiri. Salah satunya adalah orang yang suka mengumpulkan harta dan setiap saat menghitungnya, hal itu dikarenakan cintanta kepada dunia. Terlebih lagi bukan dikarenakan cintanya kepada dunia, melainkan karena merasa lebih baik dari orang lain. Sehingga suka mencaci dan mencela.
  3. Kemudian orang yang sudah tertipun dengan harta dan rasa cintanya kepada dunia, mereka akan merasa bahwa bakal kekal selamanya dengan hartanya tersebut. Seseorang tersebut bakal merasa akan berkuasa dengan hartanya selamanya. Bahkan, mereka tidak sampai menyiapkan bekal untuk menghadapi kematian.
  4. Hal tersebut senantiasa membuat Allah murka. Allah sudah menyiapkan siksa pedih kepada para pengumpat dan pencela yang sangat cinta dunia dan merasa akan kekal selamanya bersama harta tersebut.
  5. Mereka sudah disiapkan siksa yang pedih berupa neraka jahanam. Api dari neraka tersebut siap menghancurkannya. Selain itu, api tersebut juga akan membakar seluruh badan hingga hatinya yang menjadi tempat dari segala kemusyrikan dan kedurhakaan.
  6. Dengan turunnya surat tersebut, Allah selalu mengingatkan kepada hambanya supaya tidak terjangkiti penyakit moral, seperti suka menghina dan mencela. Kemudian juga dengan suka mencaci dan memaki.

Secara garis besar, Fataya menyimpulkan isi dari surah tersebut menyampaikan tentang kecaman terhadap sejumlah orang. Mulai dari orang yang suka mengumpat dan mencela orang lain. Kemudian orang yang sibuk bekerja dan sampai bahkan mereka menumpuk hartanya dan tidak mau membelanjakannya di jalan Allah SWT.

Bahkan Allah SWT sudah menyiapkan siksa bagi mereka yang suka melakukan beberapa hal di atas. Allah telah menyiapkan neraka jahanam yang bisa membakar seluruh tubuh. Termasuk dengan hati yang menjadi sumber kemusyrikan dan kedurhakaan.