Begini Seharusnya Penerapan ISO 45001 Yang Benar

ISO 45001 menjadi salah satu hal yang paling banyak diperbincangkan sejak kemunculannya dibandingkan dengan jenis ISO yang lain. Hal tersebut terbilang wajar karena memang sesuatu yang baru biasanya sedang hangat untuk diperbincangkan. ISO 45001 sendiri merupakan salah satu jenis standar dari ISO yang fokus pada soal sistem manajemen K3. Sehingga yang menerapkannya bisa siapa saja baik itu perusahaan, lembaga, organisasi, instansi dan pihak lain yang serupa.

Sebagai salah satu jenis sertifikasi dari ISO, tentu saja ISO 45001 ini juga banyak dijadikan bahan konsultasi pada para penyedia konsultasi ISO 45001. Pasalnya untuk mendapatkan sertifikasi dari ISO memang bukan perkara yang mudah, sehingga menggunakan jasa konsultan merupakan hal yang cukup bijakĀ  rasanya.

Tujuan Dan Ruang Lingkup ISO 45001

Pixabay.com

Salah satu pihak yang paling diharapkan memenuhi standar ISO 45001 ini adalah badan usaha. Karena suatu badan usaha jelas memiliki pekerja yang harus diperhatikan perihal K3 mereka dalam bekerja. Sebelum mengetahui bagaimana penerapannya, ada baiknya jika diketahui terlebih dahulu apa saja tujuan adanya standarisasi terbaru dari ISO yang satu ini.

  1. Memberikan desain tentang pengelolaan pencegahan cedera, sakit dan kematian yang berkaitan dengan aktivitas kerja di tempat kerja. Dengan demikian maka akan terwujud atmosfer kerja yang sehat dan tentu saja aman;
  2. Memberikan peningkatan produktivitas dari pekerja di tempat kerja akibat adanya rasa percaya dari para pekerja bahwa mereka akan selalu selamat ketika melakukan aktivitas kerja;
  3. Memberi jaminan bahwa keselamatan dan kesehatan para pekerja mendapatkan perhatian penuh, serta dikelola dengan sumber daya yang tepat di seluruh dunia.
  4. Meminimalkan gagalnya aspek keselamatan dan kesehatan.
  5. Memberikan dukungan terhadap K3 berdasar pada peraturan perundangan yang terkait K3.

Standar untuk ISO 45001 sudah dirancang dengan begitu baik, dimana mencakup segala syarat yang sesuai dengan kerangka Standar Tingkat Tinggi alias HSL dari ISO dan juga berdasar pada siklus PDCA serta tidak lupa pendekatan terhadap proses. Dengan demikian maka ada beberapa ruang lingkup daripada ISO 45001 ini, yaitu sebagai berikut.

  1. Menyusun kebijakan terkait K3 yang tetap memperkuat tujuan dari organisasi atau industri dengan tetap memperhatikan konteks eksternal dan internal;
  2. Membentuk, melaksanakan dan memelihara SMK3;
  3. Perbaikan kinerja K3 secara berkelanjutan;
  4. Memberikan jaminan terhadap kepatuhan atas kebijakan K3; dan
  5. Menunjukkan bentuk kepatuhan pada standar ISO 45001.

Dari tujuan dan ruang lingkup tersebut, maka semakin jelas bahwa standar ISO 45001 ini bukan hanya berpihak pada para pekerja, tetapi juga pada perusahaan, organisasi, lembaga, instansi ataupun pihak serupa yang menerapkannya.

Proses Penerapan Atas Standar ISO 45001

Pixabay.com

Standar ISO 45001 bisa diimplementasikan ke dalam segala jenis badan usaha ataupun industri baik itu industri besar, industry kecil, industry mikro, industri kesehatan, dan industry lainnya. Pasalnya standar ISO 45001 dijadikan acuan dalam melakukan kontrol dan juga meningkatkan standar manajemen kinerja kesehatan dan keselamatan kerja alias K3. Tetapi ternyata selain dijadikan sebagai acuan, ada beberapa pihak seperti badan usaha yang mengurus sertifikasi ISO 45001 tersebut sebagai wujud pengakuan bahwasanya tempat usaha mereka itu aman.

Supaya rencana menerapkan ISO 45001 di organisasi ataupun industri berjalan dengan lancar, maka diperlukan model tahap-tahap atau langkah-langkah dalam penerapan ISO 45001. Setidaknya mekanisme penerapan untuk ISO 45001 di suatu organisasi maupun industri harus melewati beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:

  1. Memperoleh dukungan dari manajemen, kemudian membangun kerangka penerapan ISO 45001 dengan terlebih dahulu menyiapkan rencana penerapan, serta tentu saja anggaran dan juga rencana mempersiapkan sumber daya manusianya;
  2. Melakukan identifikasi konteks terhadap organisasi ataupun industri yang terkait dengan isu eksternal maupun internal;
  3. Menekankan komitmen manajemen dan juga tanggung jawab pada aspek K3;
  4. Melakukan identifikasi terhadap bahaya, risiko dan juga peluang K3;
  5. Menerapkan proses dan prosedur serta kontrol;
  6. Melakukan seleksi terhadap lembaga sertifikasi yang hendak dipilih;
  7. Menerapkan standar ISO 45001;
  8. Menjalankan mekanisme audit internal
  9. Melakukan mekanisme Tinjauan manajemen;
  10. Melakukan mekanisme Audit atas sertifikasi.

Dengan tahap-tahap seperti di atas maka kemudian akan didapatkan beberapa manfaat nyata. Manfaat yang dimaksud antara lain sebagai berikut.

  1. Mencegah adanya pekerja yang cedera maupun mengalami masalah kesehatan akibat pekerjaan;
  2. Meningkatnya kinerja organisasi ataupun industri secara umum dengan pengembangan dan penerapan kebijakan dan juga tujuan K3;
  3. Mengetahui bahaya serta risiko K3 yang terkait dengan aktivitasnya; karena dengan begitu maka dapat dilakukan usaha untuk menghilangkannya, atau paling tidak mengimplementasikan mekanisme pengendalian guna berkurangnya efek yang diakibatkan;
  4. Ditetapkannya pengendalian operasional dalam pengelolaan risiko K3, berkaitan dengan persyaratan regulasi dan hal lainnya;
  5. Meningkatnya kesadaran terhadap risiko K3;
  6. Adanya mekanisme evaluasi kinerja K3 serta adanya usaha dalam memperbaikinya, menggunakan langkah yang dirasa paling tepat;
  7. Memberi kepastian serta mewujudkan terlibatnya karyawan di dalam usaha pengelolaan K3 pada organisasi; dan
  8. Mendorong inisiatif terhadap keberlanjutan usaha serta memberi peningkatan terhadap keuntungan.