Mengenal Rumah Adat Kepulauan Riau Dan Nilai Filosofisnya

Rumah adat Kepulauan Riau terlihat mirip dengan rumah tradisional Provinsi Riau. Hal tersebut disebabkan karena memang etnis penghuninya sama-sama suku Melayu. Namun, rumah adat provinsi tersebut memiliki ciri khas sendiri yang membedakan dengan bangunan adat wilayah lainnya.

Salah satu rumah adat yang populer di Kepulauan Riau adalah Belah Bubung. Berdiri 2 meter dari atas tanah, bangunan ini terdiri dari 4 bagian utama. Selain Bubung, ada juga rumah adat lainnya, seperti Lipang Kajang, Atap Lontik, hingga Perabung.

Jenis-Jenis Rumah Adat Kepulauan Riau

Terdapat lebih dari satu jenis rumah adat di Kepulauan Riau yang menjadi warisan budaya Nusantara. Namun secara umum, fungsi utama dari semua bangunan tersebut sama, yaitu sebagai tempat tinggal suku Melayu.

  1. Rumah Adat Belah Bubung

Rumah adat Belah Bubung merupakan salah satu ikon dari Provinsi Kepulauan Riau. Bentuk hunian ini sebenarnya sama seperti rumah panggung pada umumnya. Yang membuatnya berbeda adalah bagian atap yang menyerupai pelana kuda.

Bagian rumah terdiri atas ruang selasar, induk, penghubung, dan dapur. Bagian selasar digunakan untuk menerima tamu, sementara ruang induk merupakan tempat berkumpul bersama keluarga.

Ciri khas lain dari hunian ini adalah keberadaan tiang yang berjumlah 6 atau 12. Bagian bawah rumah dijadikan sebagai tempat menyimpan barang-barang pertanian atau gudang. Model panggung juga diklaim bisa menghindarkan mereka dari serangan binatang buas.

  1. Rumah Adat Lipat Kajang

Rumah adat Lipat Kajang memiliki model panggung. Namun, bagian bawahnya tidak memiliki lubang karena masing-masing celah tiang ditutupi dengan kaca atau gorden. Ruang tersebut biasanya digunakan sebagai gudang atau tempat menyimpan barang sehingga sengaja dibuat tertutup. Ciri khas lainnya adalah atapnya yang berbentuk curam atau disebut bumbungan.

Semua bagian rumah terbuat dari kayu dengan atap terbuat dari daun rumbia atau nipah. Namun, dalam pembangunan rumah adat modern sekarang, material kayu dan daun digantikan dengan semen, batu bata, dan seng.

  1. Rumah Adat Lipat Pandan

Ciri khas dari rumah adat ini adalah bentuk atapnya menyerupai daun pandan. Sama seperti Belah Bubung, bentuk bangunan Lipat Pandan berupa panggung dengan tiga bagian utama. Bagian tersebut yakni ruang selasar, induk, dan dapur yang digunakan untuk memasak.

  1. Rumah Adat Atap Lontik

Tak kalah terkenal dengan Belah Bubung, rumah adat Atap Lontik memiliki ciri khas atapnya yang berbentuk mirip kapal. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai pancalang yang dalam bahasa Melayu berarti perahu.

Wilayah Kepulauan Riau sendiri berbatasan langsung dengan Sumatra Selatan sehingga kebudayaannya sedikit memengaruhi bentuk bangunan Atap Lontik. Contohnya adalah pada bagian tangga dan tiang yang dibuat dalam jumlah ganjil.

  1. Rumah Adat Atap Limas Potong

Ciri khas dari rumah adat Atap Limas Potong adalah atapnya yang terlihat bergelombang. Seperti namanya, atap rumah ini berbentuk lancip dengan bentuk atap potong sebanyak tiga hingga tujuh, sesuai ukuran rumah.

Hunian ini dahulunya dijadikan sebagai rumah untuk kegiatan adat. Namun, kini sudah beralih fungsi menjadi rumah masyarakat biasa suku melayu. Tinggi bangunan ini bisa mencapai 1,5 meter dari permukaan tanah. Anda bisa mengunjungi situs https://mimpibaru.com/ untuk mengetahui sketsa rumah adat secara lengkap.

  1. Rumah Adat Perabung

Rumah adat Perabung terbagi atas dua jenis, yakni Perabung Melintang dan Perabung Panjang. Perabung Panjang merupakan bangunan adat dengan atap panjang dan bumbungan yang sejajar dengan jalan di depan rumah.

Sementara itu, Perabung Melintang mempunyai bumbungan atau perabung atap yang tidak sejajar dengan jalan didepannya. Atapnya terlihat menjorok ke samping atau ke depan menyesuaikan bentuk rumah.

Nilai Filosofi Rumah Adat Kepulauan Riau

Pembangunan rumah adat Kepulauan Riau tidak dilakukan sembarangan. Namun, dibangun dengan tahapan khusus yang melibatkan adat istiadat setempat. TahapĀ  pertama yakni musyawarah desa, kemudian pengadaan bahan material.

Jika pembangunan disetujui dan material sudah terkumpul, proses pembuatan sudah bisa dimulai. Setelah rumah jadi, pemilik juga harus mengadakan syukuran atas rumah adat yang sudah berhasil didirikan.

Masing-masing bagian rumah mengandung nilai filosofis. Misalnya saja atap, bentuk atap yang beragam menggambarkan kehidupan manusia. Pada atap lontik terkandung arti bahwa awal dan akhir manusia akan kembali kepada Sang Pencipta. Sementara pada jenis perabung, hiasan selembayung dengan tombak memiliki nilai filosofis berupa kekuasaan dan wibawa.

Kepulauan Riau sendiri memiliki kebudayaan khas seperti rumah adat yang cukup banyak. Mengingat wilayah ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, sudah menjadi tugas bersama untuk menjaga kelestariannya agar tidak diklaim negara lain.